Bu Sitti Maesuri : Perubahan untuk Pendidikan


Let’s make Education revolution in Indonesia




Begitulah kata-kata yang terbesit di dalam hatiku ketika melihat sosok Bu Sitti Maesuri. Beliau adalah dosen Matematika di Jurusan saya yaitu Pendidikan Matematika Internasional. Di jurusan saya bertujuan untuk mencetak tenaga-tenaga pengajar di sekolah bertaraf internasional. Selama 2 semester ini saya selalu diajar oleh beliau. Beliau mengajar mata kuliah English 2 dan Learning Theory. Beliau adalah wanita yang sangat cerdas karena beliau telah menyelesaikan studi PhD di Queensland University melalui jalur beasiswa. Selain itu, Beliau juga memberikan kontribusi yang sangat besar di dunia pendidikan melalui buku yang ditulisnya berjudul Internet for Teacher Professional Development yang dipublish oleh Jerman “LAP LAMBERT Academic Publishing AG & Co. KG”. Buku ini berisi tentang penelitiannya selama di Australia tentang internet sebagai media pembelajaran dan pengajaran. Beliau menggagas pembelajaran melalui internet. Melalui buku yang ditulisnya, beliau mencoba untuk menyampaikan suatu revolusi cara mengajar dengan memanfaatkan teknologi. Saat ini, pengajaran melalui media teknologi seperti internet belum berkembang sepenuhnya di Indonesia, padahal melalui internet, siswa bisa mengembangkan pengetahuannya tidak hanya sekedar melalui modul atau buku-buku yang disediakan di sekolah. Siswa bisa lebih mandiri untuk mencari tahu suatu ilmu pengetahuan dan dapat menkoneksikan dengan kejadian nyata yang disediakan di internet. Dalam buku ini, beliau berharap dapat menjadikan guru-guru di Indonesia bisa bekerja secara professional dan memanfaatkan teknologi internet untuk memperkaya pembelajaran anak.  Bagi saya sosok R.A Kartini seolah-olah bersemayam di dalam diri Bu Sitti Maesuri. Seperti yang kita ketahui, R.A Kartini adalah seorang penulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang menjelaskan tentang revolusi pendidikan untuk kaum perempuan, nah kalau Bu Sitti Maesuri menulis buku tentang Internet for Teacher Professional Development. Hehehe. 

Bagiku, beliau adalah sosok pengajar yang benar-benar real seorang guru. Semua ilmu yang diberikan kepada saya mampu merubah pola pikir saya tentang pendidikan. Beliau mengajarkan kepada kami untuk lebih menekankan praktek pembelajaran daripada teori. Dengan begitu, siswa akan lebih merasakan manfaat dari aplikasi matematika daripada rumus-rumus membingungkan yang malah menyulitkan siswa. Kita sebagai guru harus membuat siswa lebih aktif daripada guru. Selama ini yang saya ketahui, guru-guru hanya terfokus pada materi-materi pembelajaran yang sangat padat dan memaksa anak untuk memahami semua materi itu. Kebanyakan guru hanya menerangkan di depan kelas dan memberi catatan-catatan yang amat banyak kepada siswanya. Ternyata hal itu amat sangat tidak kondusif karena tidak semua siswa mampu mengikuti pelajaran itu. Tidak heran kalau banyak kita temui siswa yang mengantuk di dalam kelas dan lebih memilih lari ke kantin sekolah. Beliau mengajarkan kepada kita tentang pembelajaran melalui galeri presentasi. Sebuah metode pembelajaran yang ampuh untuk menekankan pemahaman siswa melalui galeri yang siswa buat dan dapat memacu kreativitas siswa. Suatu cara yang belum pernah saya temui di bangku sekolah. Saya jadi tahu bagaimana cara pembelajaran yang bertaraf internasional sesuai dengan pengalaman beliau di Australia. Beliau mengajarkan kepada kami bagaimana cara membuat suasana yang nyaman di kelas, ilmu yang belum pernah saya dapatkan selama saya bersekolah. Beliau banyak memberikan ilmu kepada kami tentang revolusi-revolusi pembelajaran yang kreativ dan inovatif. Melalui ilmu yang beliau berikan, semoga kami mampu merubah sistem pendidikan di Indonesia yang sangat kaku. Melalui tangan beliau, semoga kami, para mahasiswa di jurusan pendidikan matematika Internasional mampu mengaplikasikan metode pembelajaran yang inovativ kepada siswa kami kelak. 

Ada kata-kata beliau yang membekas di hati saya yaitu tentang korupsi. Banyak sekali fenomena korupsi yang kerap terjadi di Indonesia. Menurut beliau, semua kejadian itu tidak terlepas dari peran seorang guru. Beberapa guru ada yang mengajar dengan cara yang otoriter, yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan soal-soal yang banyak maupun gampang memarahi siswa dengan cara yang kasar sehingga siswa tidak kuasa untuk menolak ataupun berontak. Hal itu dapat mempengaruhi mental siswa menjadi orang penakut yang gampang nurut dengan perintah ‘atasan’. Dikit-dikit mau disuruh tanpa memikirkan kedepannya, Dikit-dikit mengikuti apa kata ‘atasannya’ tanpa mengikuti kata hatinya sendiri. Hal itu dapat mematikan kepercayaan diri seseorang. Orang yang awalnya baik, dapat berubah menjadi jahat hanya karena perintah ‘atasannya’. Tidak heran, banyak para pegawai pemerintahan yang nurut untuk melakukan tindak korupsi layaknya seorang Gayus. Hehehe… Dari penuturan beliau mampu mengispirasi saya untuk menjadi guru yang baik, guru yang easy going kepada para siswanya, dan guru yang memberikan inovasi pembelajaran kreativ kepada siswanya.


Lomba Blogdetik inspiring Woman



http://inspiringwoman.blogdetik.com/

http://o.detik.com/images/blog/kartini_code.txt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Purpose Learning History of Mathematics

Smartphone is Used by Smart People : Lawan Hoax Pilpres 2019 dengan Jarimu